PROFIL DESA MUNJUNGAGUNG
Foto : Google Maps Desa Munjungagung
Desa Munjungagung adalah salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal dan terletak sejauh 7 KM dari pusat Kota Tegal dengan luas wilayah kurang lebih 210 Ha. Desa Munjungagung terbagi menjadi dua perdukuhan yaitu Larangan dan Karangjati.
Berada di pesisir laut jawa dan berbatasan dengan Desa Bongkok (timur), Desa Kemantran (selatan), Desa Padaharja (barat) dan Laut Jawa (utara). Munjung Agung adalah salah satu desa nelayan di pesisir kabupaten tegal dan terkenal dengan tradisi sedekah laut (nyadran) yang diadakan setiap tahunnya. Mayoritas masyrakat di Desa Munjungagung bekerja sebagai nelayan dan petani, sementara pekerjaan-pekerjaan lain hanya sebagian kecil warga desa.
Desa Munjungagung secara administrasi memiliki wilayah RW sejumlah lima (5), mulai dari RW I, RW II, RW III, RW IV, dan RW V, dan setiap RW memiliki jumlah RT sebanyak empat (4), mulai dari RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 sehingga total ada dua puluh (20) wilayah RT.
Pada wilayah desa terdapat kurang lebih 50% tanahnya merupakan tanah pertanian produktif, sehingga selain banyak yang berprofesi sebagai nelayan, banyak juga yang bekerja menjadi petani.
Selain itu, Munjungagung juga terkenal dengan keindahan pantainya yang ramai dikunjungi pada hari libur yaitu Pantai Larangan. Merupakan desa transit bagi desa disekitarnya karena dilalui oleh jalan pantura. Disini terdapat beberapa perusahaan besar seperti gudang Bulog, Pabrik Rokok Sampoerna, PT. Hamana Works Indonesia, PBF PT Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Tegal, PT. Pertamina Fuel Terminal Tegal dan beberapa tempat lain yang terkenal di desa ini adalah Stasiun Larangan, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan Masjid Baiturokhim.
SEJARAH DESA MUNJUNGAGUNG
Berdasarkan cerita tutur dari tetua Masyarakat, Sejarah Desa Munjungagung telah berlangsung setidaknya sekitar tahun 1935, menurut sejarahnya Desa Munjungagung adalah gabungan dari dua desa yaitu Desa Larangan dan Desa Karangjati, dikarenakan pada saat itu kedua desa tidak memiliki pemimpin oleh karenanya kedua desa sepakat untuk bergabung menjadi satu desa yaitu Desa Munjungagung. Selain karena hal tersebut ada faktor lain yaitu karen sedikitnya jumlah penduduk di dua desa tersebut sehingga akan lebih baik jika dua desa digabungkan.
Munjung artinya Gabungan dan Agung artinya Besar, sehingga Munjungagung dapat di artikan sebagai gabungan yang besar, hal ini merujuk pada penggabungan dua desa tersebut. Desa Munjungagung lama kelamaan menjadi berkembang dan ramai akan aktivitas lalu lintas mengingat desa di lalui Jalan Pantura. Serta aktivitas lain juga yang meningkat seperti semakin banyak warga yang melaut dan serta para petani yang produksinya juga semakin meningkat. Namun dalam perkembangannya Desa Munjungagung tidak selalu menjadi desa yang Makmur, karena faktor sumber daya manusia yang masih kurang, mereka hanya mengandalkan pada satu jenis pekerjaan saja sehingga pada kondisi tertentu kondisi perekonomian akan menurun. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Desa dan juga tokoh-tokoh masyarakat desa sehingga perlahan bisa memperbaiki kondisi Desa Munjungagung.
Sumber : Buku Profil Desa Munjungagung Tahun 2023.