Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Tradisi Sedekah Laut di Munjungagung menjadi sebuah perayaan yang kaya akan makna dan penuh dengan rasa syukur serta harapan. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan pada awal bulan Suro. Setiap rangkaian acara yang disusun oleh panitia memiliki filosofi dan makna tersendiri. Acara inti dari kegiatan ini adalah “Larung Saji” yang dilakukan dengan melarungkan sesaji ke dalam laut. Sesaji yang dilarung terdiri dari berbagai hasil bumi seperti padi, ketupat, buah-buahan, sayur-mayur, dan umbi-umbian, serta kepala kerbau yang menjadi simbol penghilangan sifat buruk seperti kemalasan dan kebodohan. Prosesi ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat Munjungagung mendapatkan berkah dan rezeki melimpah dari laut serta kesejahteraan bagi para nelayan. Selain itu, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan pendukung seperti selamatan, pertunjukan wayang, dan hiburan rakyat. Kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat menjadikan sedekah laut sebagai momen kebersamaan dan penguatan nilai-nilai budaya lokal.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Persiapan untuk acara ini dimulai beberapa hari sebelumnya dengan membuat miniatur kapal yang akan menjadi tempat sesaji. Kapal tersebut dihias dengan tulisan yang menggambarkan kelompok masyarakat yang terlibat seperti TPI Larangan, Mina Agung, dan Kelompok Nelayan Teri Nasih. Isi sesaji yang digunakan beragam mulai dari palawija, sayur mayur, umbi-umbian, minuman botol, mainan, kuda lumping, serta kepala kerbau yang ditutup kain kafan. Satu malam sebelum kegiatan sedekah laut, diadakan selamatan atau syukuran yang mengundang perangkat desa, pemangku kepentingan, dan nelayan yang terlibat. Acara ini dipandu oleh ustadz untuk memimpin sholawat serta membacakan doa bersama-sama. Para peserta disuguhi makanan ringan selama acara dan diberikan makanan untuk dibawa pulang. Setelah acara ditutup, suatu kelompok bapak-bapak memainkan hadroh hingga larut malam untuk menambah kekhidmatan dan kekayaan budaya dalam perayaan ini.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Acara inti sedekah laut (Rabu, 10 Juli 2024) diawali dengan sambutan dari beberapa pemangku kepentingan seperti Ketua Pelaksana Sedekah Laut 2024, Kepala Desa Munjungagung, dan Kapolsek Kecamatan Kramat. Setelah sambutan, kapal sesaji digotong bersama-sama ke atas sebuah kapal yang akan digunakan untuk menuju ke titik larung. Prosesi ini diiringi dengan alunan musik wayang yang merdu. Puluhan kapal bersamaan menuju ke perairan Karang Jeruk tempat di mana kapal sesaji dilarungkan. Jarak titik larung sekitar 2 mil dari Pelabuhan Larangan yang memakan waktu perjalanan sekitar 30 menit. Momen yang unik terjadi saat miniatur kapal sesaji dilarung di tengah laut. Masyarakat berlomba-lomba mengambil air laut di sekitar kapal miniatur tersebut dan disiramkan ke kapal milik mereka. Hal tersebut dilakukan karena tradisi ini diyakini dapat membawa keberuntungan dan meningkatkan hasil tangkapan ikan di masa mendatang. Prosesi larung sesaji berakhir pada pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang pada malam hari.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pertunjukan wayang dimulai pukul 21.00 WIB diiringi alat musik tradisional Jawa dan suara merdu nyanyian para sinden. Pertunjukan wayang ini menceritakan tentang kehidupan laut dan lakon Dewi Sri yang melambangkan tanaman padi dan kesejahteraan umat manusia. Pak Warnadi (Ketua Panitia) mengatakan “Wayang yang dipanggil oleh kami adalah tim wayang ternama dari Banyumas, tujuannya untuk menghibur para penonton dengan pertunjukan yang mengisahkan kehidupan laut. Hal ini juga untuk memperkenalkan anak cucu kami dengan budaya pertunjukkan wayang”.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pada tanggal 11 Juli, pukul 13.00, diadakan acara santunan kepada anak yatim sebagai tanda kepedulian dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Pada malam harinya, masyarakat setempat dihibur dengan grup musik orkestra dangdut Nada Rindu. Penampilan musik yang meriah dimulai dari pukul 20.00 WIB hingga 02.00 WIB dini hari (12/07/2024).
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pak Warnadi mengungkapkan bahwa tradisi Sedekah Laut di Desa Munjungagung masih kurang dikenal, bahkan di dalam wilayah Kabupaten Tegal sendiri. Kehadiran wisata Pantai Larangan diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal Desa Munjungagung dan budayanya. Pak Warnadi juga menjelaskan beberapa kendala seperti keterbatasan penginapan, transportasi umum, dan jarak yang jauh ke Pantai Larangan yang membuat wisatawan enggan berkunjung. Harapannya dengan adanya kunjungan tim KKNT Inovasi IPB 2024 Kabupaten Tegal 11 dapat menjadi sarana untuk mempromosikan potensi wisata Desa Munjungagung, termasuk Pantai Larangan dan Tradisi Sedekah Laut kepada masyarakat yang lebih luas.
Sumber :
https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/seni-budaya/sedekah-laut
https://ppplarangan.blogspot.com/2021/09/sedekah-laut-desa-munjungagung-2021.html
https://dkp.jatengprov.go.id/berita/detail/sedekah-laut-nelayan-munjungagung-di-ppp-larangan-2023
Penulis: